Friday, April 13, 2007

Dialah Maha Penjamin Rizki

Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

Sungguh ALLOH adalah Dzat yang Mahasempurna segala-galanya. Sangat pasti tiada celah kekurangan pada Dzat ALLOH walau barang sedikitpun jua. Dia-lah yang Mahapeka terhadap segala kebutuhan, lintasan hati, harapan, dan keinginan hamba-hambanya. Samasekali tidak ada yang luput dalam perhitungan ALLOH, semuanya pasti dengan Mahacermat ALLOH mengetahui-Nya.

Dan hanya Dia-lah ALLOH, satu-satunya Dzat yang kuasa memenuhi segala harapan, menyempurnakan segala nikmat, menghapuskan seluruh dosa, dan menyembunyikan setiap aib.

ALLOH-lah satu-satunya Dzat yang menciptakan lambung, dan ALLOH amat sangat tahu kebutuhan lambung kita. Kapan dibuat lapar, yang berarti kita membutuhkan rizki berupa makanan. Dia-lah ALLOH yang menciptakan rasa lelah sehingga kita harus istirahat, yang berarti kita membutuhkan rizki berupa kantuk, subhanallah. Dia-lah ALLOH yang menciptakan tubuh kita mengeluarkan keringat dan bau-bauan sehingga tidak segar kalau tidak mandi. Ini berarti kita membutuhkan rizki bernama air untuk mandi. Rasanya kalau kita tidak berkeringat dan bersih terus, kita tidak akan butuh air untuk mandi.

Dia-lah ALLOH yang menciptakan suhu yang dingin sehingga kita butuh rizki berupa baju penghangat. Dia-lah ALLOH yang menciptakan hujan deras dan teriknya matahari sehingga kita membutuhkan rizki berupa rumah untuk berteduh, aman dari terpaan panas, aman dari cengkraman dingin. ALLOH ternyata yang membuat segala kebutuhan kita, dan ALLOH-lah satu-satunya yang mampu mencukupi kebutuhan kita, karena Dia-lah yang tahu persis kebutuhan kita. Dia-lah ALLOH pencipta segala jalan sebab sampainya rizki kepada kita.

Sedangkan rizki yang lebih mahal dari semua itu adalah rizki berupa makanan untuk ruhani kita. Tidak cukup kita punya sandang, pangan, dan papan kalau hati kita tidak tentram. Tidak cukup kita punya rumah mewah kalau hati ini tidak tenang. Kita butuh rizki untuk makanan kalbu kita. Kita butuh karunia ALLOH yang membuat kita bisa menikmati episode apapun yang terjadi dalam hidup ini. Kita butuh hidayah, petunjuk jalan, agar jelas kemana tujuan hidup ini.

Jangan-jangan kita melangkah tiap hari, tapi tidak tahu tujuan hidup kita. Lucu! Kita hidup lama, tapi kita tidak mengerti kemana arah tujuan hidup ini. Maka, kita butuh furqan (pembeda) yang hak dan yang batil. Kita butuh taufik yang membuat kita bersemangat dalam beribadah, yang membuat kita ikhlas dalam beramal. Kita butuh hikmah sehingga tersingkap rahasia dibalik setiap kejadian yang ada. Kita butuh ketentraman dari hiruk-pikuk, dari terjadi atau tidak terjadi, atau dari ada dan tiada. Kita butuh rizki untuk memahami aneka kejadian yang terjadi. Kita butuh rizki yang bernama mantapnya keyakinan kepada ALLOH, supaya kita sadar bahwa semua ini bukan milik kita, tapi milik ALLOH. Sungguh, kita butuh rizki berupa keyakinan, karena kalau kia sudah merasa dunia ini milik kita, kita akan takut kehilangan. Kalau kita merasa dunia ini milik seseorang, kita jadi takut tidak kebagian. Kita butuh keyakinan bahwa segalanya milik ALLOH.

Semua ini lebih tinggi dari rizki lahiriah. Sebab, apa artinya makanan enak kalau hati enek. Apa artinya punya rumah luas tapi hatinya sempit. Apa artinya dikasih uang banyak tapi kalbunya miskin. Apa artinya diberi penampilan indah tapi hatinya busuk. Namun tetap, kita membutuhkan kedua-duanya. Lalu, siapa sekarang yang mampu memenuhi semua kebutuhan kita ini, selain ALLOH?!

Anehnya, saat kondisi bangsa seperti ini, orang lebih sibuk untuk pelit daripada bersedekah. Padahal, sungguh ALLOH akan membagikan rizki kepada siapa saja yang dia kehendaki, tanpa batas. Artinya, kalau kita butuh rizki, mintalah kepada ALLOH.

Lihatlah bayi, ketika rasa lapar menghampirinya, ia menangis, dan dapatlah ia rizkinya, berupa ASI. Lain lagi, ketika beranjak besar dan menjadi anak-anak, "Mamah lapar...!". "Ambil sendiri!" Kata Ibunya. "Lho kok sekarang enggak mempan lagi dengan rengekan, apalagi dengan tangisan seperti dulu?!". Kenapa? Sebab ALLOH sudah memberinya ilmu, memberi umur, memberi kekuatan, dan memberi pengalaman supaya dia ketemu dengan jatah rizkinya. Yang pasti, semua makhluk yang ALLOH ciptakan sudah lengkap rizkinya.

Ah, Sahabat. Lihat saja rizki seekor anak burung elang. Ibunya pagi-pagi sudah terbang mencari makanan untuk dia dan anak-anaknya. Dengan ketajaman sorot matanya, sebentar saja terbang, sekelebat kemudian menukik menyergap seekor ulat di dahan pohon, dan kemudian ia kembali terbang menuju sarang, menemui anaknya yang memang belum bisa terbang. Maka bertemulah si anak elang ini dengan rizkinya berupa seekor ulat. Atau kita lihat rizki semut, silahkan sembunyikan sepotong kue di dalam laci yang tidak diketahui oleh ayah, ibu, dan juga adik, dikunci pula lacinya. Jangan kaget kalau semut tahu, kenapa? Karena ALLOH-lah yang memberi tahu, melalui syaraf penciumannya yang memang begitu tajam.

Dikisahkan pada suatu ketika ada seorang ulama yang ingin membuktikan, benar tidak sih ALLOH itu Maha Penjamin Rizki, Maha Mencukupi segala kebutuhan. "Ya ALLOH bukan diri ini tidak yakin kepada-Mu, tapi ya ALLOH saya ingin tahu bagaimana Engkau menjamin rizki hamba-hamba-Nya. Saya yakin kepadamu, tapi kalau Engkau tunjukkan jaminan-Mu, saya akan lebih yakin lagi kepada-Mu. Sungguh saya tidak niat meragukan-Mu. Saya mau pergi ke hutan, dan saya ingin membuktikan apakah Engkau masih menjamin rizki saya di belantara hutan sana". Demikian gumamnya dalam hati.

Dia pun pergi menyusuri lebatnya belantara hutan, setelah beberapa jam, sampailah ia di tengah hutan yang jauh kesana-kemari, perutnya mulai terasa lapar dan bibirnya pun sudah mulai terasa kering, tapi masih dapat ia tahan. Tidak dinyana, jauh di kerimbunan pohon dan semak-semak, terlihat ada sekelompok pendaki gunung yang kalau tidak menghindar pasti akan berpapasan perjalanan dengannya. Segera bersembunyilah ia ke semak-semak. Baru saja masuk ke semak-semak, hujan turun dengan derasnya sehingga memaksa ia masuk lari ke gua yang ada tepat di bawah tebing di samping tempat persembunyiannya. Larilah si ulama ini ke sana. Ternyata para pendaki pun berlari mencari perlindungannya ke gua yang sama.

"Wah, gawat nih, kalau begini harus pura-pura pingsan" Bisik si ulama. Pura-pura pingsanlah si ulama itu. "Wah ada orang pingsan, nih." Para pendaki yang menemukan si ulama yang sedang pingsan di gua sangat kaget, dengan sigap mereka siap-siap memberikan pertolongan.

"Jangan-jangan dia kelaparan, coba periksa mulut dan perutnya". "Kalau begitu, mulut saya mau saya tutup" Bisik si ulama dalam hati. Maka, dengan sekuat tenaga si ulama ini pun berusaha mengatupkan mulutnya.

"Iya nih, mulutnya sampai susah dibuka, mari kita coba buka paksa. Siapkan air dan makanan untuknya" Kata para pendaki itu. Maka, dipaksalah si ulama itu untuk bisa minum beberapa teguk air dan mengunyah beberapa potong roti, allahuakbar. Sungguh terlalu bodoh kalau kita ini tidak yakin dengan jaminan ALLOH.

Nah, Sahabat. Adapun jikalau ingin terjamin rizki, ALLOH telah menjanjikannya."Wamayawakkal allah fahua hasbu". [Q.S. At Thalaq (65):3].

Dan barangsiapa yang hatinya bulat, tanpa celah, tanpa ada retak, tanpa ada lubang sedikit pun. Bulat, total, penuh, hatinya hanya kepada ALLOH, bakal dicukupi segala kebutuhannya, subhanallah.

Karenanya beruntunglah bagi siapapun yang bersungguh-sungguh tujuan hidupnya hanya kepada ALLOH, karena selain ALLOH terlalu kecil untuk menjadi cita-cita, terlalu kecil untuk menjadi tujuan. Hanya ALLOH-lah tujuan dari segalanya. Hanya ALLOH-lah penjamin rizki setiap hamba-Nya.

No comments: